Jumat, 07 Mei 2010

laporan kemajuan pkmp

Judul
Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Lokal Singaraja sebagai Alternatif Penyerap Logam Berat Timbal (Pb)

1. Target Luaran
Penelitian ini adalah penelitian dalam skala lab yang memiliki target utama untuk mengetahui apakah serbuk limbah tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis) dapat digunakan sebagai bahan penyerap logam timbal (Pb) dan untuk mengetahui berapakah kadar logam timbal (Pb) yang dapat diserap oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis). Mengingat tulang ikan umumnya dan tulang ikan tongkol khususnya masih jarang dipergunakan dan cendrung terbuang.
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar pengembangan pengetahuan dalam bentuk publikasi tentang cara penyerapan logam timbal (Pb) oleh serbuk tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis) lokal Singaraja, serta adanya paten yang bermanfaat melindungi hak cipta/karya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengembangkan suatu model dalam penanganan limbah yang efektif dan efisien serta berkelanjutan untuk mengatasi pencemaran timbal (Pb) pada khususnya dalam skala lab.

2. Metode
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium murni
yaitu dengan melakukan percobaan di laboratorium mengikuti prosedur kerja yang
telah ada. Subyek dalam penelitian ini adalah logam timbal (Pb) yang diserap menggunakan serbuk tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis) . Obyek dalam penelitian ini adalah kadar timbal (Pb) setelah diserap oleh serbuk tulang ikan .
Tahapan pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut :
Tahap persiapan
Lokasi atau tempat penelitian yang digunakan adalah Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian dilaksanakan mulai pertengahan bulan Februari samapi sekarang.

Adapun alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
magnetik stirer, hotplate, lampu spiritus, jarum ose, autoklave, sentrifuge, mikroskop, AAS, labu ukur, cawan petri, timbangan digital, glasswool, milipore, erlemeyer, batang pengaduk, shaker model 3508-1, inkubator, kertas saring, aluminium foil, kain kasa, dan spite. Alat-alat gelas dan plastik yang digunakan disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1210C, tekanan 15 psi selama 15 menit. Bahan-bahan yang diperlukan penelitian ini meliputi alkohol 70%, spiritus, tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis), dan PbCl2, kertas pH/pH meter, kapas.
Tahap pelaksanaan
Penyiapan serbuk limbah tulang ikan tongkol yang dilakukan adalah berupa pemisahan tulang dengan sisa-sia daging yang melekat, mengeringkan tulang ikan, dan menggiling tulang ikan hingga menjadi sehalus mungkin.
Langkah kerja dalam penelitian ini adalah diuraikan sebagai berikut:
a) Menimbang PbCl2 sebanyak 0.01 gram
b) Melarutkan ke dalam labu ukur ukuran 250 mL menggunakan aquades , didapatkan larutan induk sebanyak 250 mL dengan konsentrasi 40 ppm.
PbCl2 (0,01) + aquades (250 mL)  Pb2+ (250 mL; 40 ppm)
c) Membuat sampel dengan konsentrasi yang berbeda, dengan mengencerkan larutan induk masing-masing:
 5 mL ke dalam 100 mL aquades, didapatkan larutan sampel 100 ml dengan konsentrasi 2 ppm
 10 mL ke dalam 100 mL aquades, didapatkan larutan sampel 100 ml dengan konsentrasi 4 ppm
 15 mL ke dalam 100 mL aquades, didapatkan larutan sampel 100 ml dengan konsentrasi 6 ppm
 20 mL ke dalam 100 mL aquades, didapatkan larutan sampel 100 ml dengan konsentrasi 8 ppm
d) Membagi masing-masing larutan sampel menjadi dua (50 mL : 50 mL)
 50 mL sebagai control
 50 ml sebagai eksperimen
e) Menimbang serbuk tulang ikan sebanyak 4 x 3 gram
f) Memasukkan 3 gram serbuk tulang ikan ke dalam masing-masing larutan sampel eksperimen
g) Mengkocok larutan sampel eksperimen hingga larutan menjadi keruh
h) Menyimpan larutan sampel eksperimen ke dalam refrigerator selama 2 hari
i) Melakukan pengocokan setiap 12 jam
j) Menyaring masing-masing larutan sampel hingga tidak mengandung serbuk tulang ikan
k) Mengukur larutan sampel ekperimen dan larutan sample control menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) untuk mengukur kadar (konsentrasi) logam dalam larutan
l) Melakukan pengulangan metode ( a) ) sampai ( l) ) sebanyak dua (2) kali

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif tersebut adalah efektifitas serbuk limbah tulang ikan tongkol dalam menyerap logam berat timbal yang terlarut (bisa tidaknya serbuk tersebut menyerap logam berat timbal terlarut). Data kuantitatifnya adalah jumlah atau kadar (konsentrasi) logam berat timbal terlarut yang mampu terserap oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol.

3. Ketercapaian Target Luaran
Target luaran yang ingin dicapai telah tercapai 85% sampai mendapatkan hasil yang optimal. Hal tersebut terjadi karena hasil penelitian yang ingin diketahui telah berhasil diuji, namun ada beberapa hal yang masih belum dilakukan. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menghasilkan data-data yang tersusun secara statistik. Data yang didapatkan diuraikan sebaai berikut :
Pembacaan kurva kalibrasi larutan kontrol
No Konsentrasi Standar (ppm) Absorbansi Rata-rata absorbansi Konsentrasi
(ppm)
1 Blanko (0) -0,0005 -0,0005 0
2 0,5 0,0057
0,0059 0,0058 0,5
3 2,0 0,0084
0,0082 0,0083 2,0
4 4,0 0,0144
0,0143 0,0143 4,0
5 6,0 0,0291
0,0288 0,0290 6,0
6 8,0 0,0432
0,0428 0,0430 8,0

Pembacaan kurva kalibrasi larutan sampel
No Sampel Absorbansi Rata-rata absorbansi Konsentrasi
(2 kali pengulangan) Rata-rata konsentrasi
1 Pb-2 (2ppm) -0,0004
-0,0002 -0,0003 -0,2940
-0,2539 -0,2740
2 Pb-4 (4ppm) 0,0028
0,0022 0,0025 1,1803
1,0979 1,1391
3 Pb-6 (6ppm) 0,0022
0,0022 0,0022 3,0845
3,0934 3,0890
4 Pb-8 (8ppm) 0,0017
0,0016 0,0016 5,0199
5,0021 5,0110

Kesimpulan
No Sampel Konsentrasi awal (ppm) Konsentrasi akhir (ppm) Konsentrasi terserap (k.awal-k.akhir)(ppm)
1 Pb-2 2 0 2
2 Pb-4 4 1,1391 2,8609
3 Pb-6 6 3,0890 2,911
4 Pb-8 8 5,0110 2,989

Konsentrasi terserap rata-rata = 2 + 2,8609 + 2,911 + 2,989 = 2,6902 ppm




Pembahasan
Hasil pengukuran menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) atau SSA (Spektroskopi Serapan Atom) menunjukkan kadar larutan control dan kadar larutan sampel. Pada larutan kontrol, konsentrasi setelah diukur menggunakan AAS adalah sama dengan konsentrasi awal. Hal itu disebabkan karena larutan kontrol yang terdiri atas larutan timbal (Pb) dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm tidak dicampurkan dengan serbuk tulang ikan yang merupakan variabel eksperimen dalam penelitian ini.
Larutan sampel dalam penelitian ini merupakan filtrat (hasil saringan) larutan timbal (Pb) (masing-masing dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm) yang telah dicampurkan dengan serbuk limbah tulang ikan tongkol sebanyak 3 gram untuk masing-masing larutan. Konsentrasi akhir setelah diukur menggunakan AAS untuk larutan sampel adalah 0,00 ppm (-0,2740; nilai negatif berarti sama dengan 0,00) untuk larutan sampel 2 ppm, 1,1391 ppm untuk larutan sampel 4 ppm, 3,0890 ppm untuk larutan sampel 6 ppm, dan 5,0110 ppm untuk larutan sampel 8 ppm.
Larutan filtrat timbal dengan serbuk limbah tulang ikan tongkol berkadar 2 ppm menunnjukkan konsentrasi akhir 0,00 ppm. Hal tersebut menunjukkan bahwa serbuk tulang ikan sebanyak 3 gram mampu menyerap sempurna larutan timbal dalam air dengan konsentrasi 2 ppm. Penyebabnya kemungkinan adalah jumlah absorben (zat penyerap; serbuk limbah tulang ikan tongkol) memiliki proporsi atau bobot yang besar untuk melakukan absorbsi terhadap konsentrasi absorbat (zat terserap; larutan timbal) yang rendah.
Pada larutan sampel dengan konsentrasi 4 ppm, jumlah yang mampu diserap oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol adalah sebesar 2,8609 ppm (karena kadar akhirnya adalah sebesar 1,1391 ppm). Sedangkan untuk larutan sampel 6 ppm mampu diserap sebesar 2,911 ppm serta untuk larutan sampel 8 ppm mampu diserap sebesar 2, 989 oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol sebanyak 3 gram.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang telah dilaksanakan tersebut adalah serbuk tulang ikan tongkol (euthynnus affinis) terlarut mampu menyerap larutan logam berat timbal (Pb). Nilai konsentrasi yang mampu diserap oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol sebanyak 3 gram adalah sebesar 2,6902 ppm untuk semua konsentrasi timbaal terlarut. Sehingga target yang diharapkan dapat kami katakan telah tercapai.
Potensi hasil penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan potensi penelitian ini yaitu serbuk limbah tulang ikan tongkol (euthynnus affinis) mampu menyerap logam berat timbal (Pb) dalam skala lab. Hal ini memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan tentang penanganan limbah logam berat khususnya timbal (Pb), serta menjadi acuan untuk mengembangkan suatu model dalam penanganan limbah logam berat berbahaya di perairan yang efektif dan efisien, sehingga mampu meminimalisasi dampak negatif pencemaran limbah ini bagi makhluk hidup dan lingkungan di bumi.
4. Permasalahan dan Penyelesaiannya
a) Administratif
Ada beberapa kendala dalam hal administratif selama penelitian ini berlangsung. Laboratorium Biologi tidak mampu menyediakan beberapa alat dan bahan penelitian, sehingga harus mencari di tempat lain. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan peminjaman di Laboratorium Kimia dan pembelian ke luar kota. Kendala lainnya adalah pengurusan surat-surat peminjaman alat dan bahan serta peminjaman tempat menyita waktu yang cukup lama, sehingga waktu untuk memulai melakukan penelitian menjadi terlambat dan molor. Hal ini hanya dapat kami selesaikan dengan cara melakukan pengurusan surat secepat dan semaksimal mungkin.
b) Teknis
Masalah teknis penelitian yang dialami adalah waktu yang diperlukan untuk penelitian. Waktu perkuliahan dan praktikum yang padat sangat membatasi pelaksanaan penelitian, sehingga pengelolaan waktu menjadi penting. Pengulangan eksperimen yang seharusnya dilakukan minimal 3 kali hanya dilakukan 1 kali. Hal ini menjadi masalah karena untuk melakukan pengukuran menggunakan AAS harus dilakukan di luar kota, yakni Denpasar.


c) Organisasi Pelaksana
Permasalahan dalam lingkup pelaksana adalah perbedaan kuantitas dan waktu untuk penelitian dan perkuliahan antar pelaksana. Sehingga pemecahan permasalahan tersebut adalah pengelolaan dan pengaturan waktu, sehingga perkuliahan dapat terlaksana dan di sisi lain penelitian juga harus terlaksana. Demikian pula dalam hal melaksanakan bimbingan dengan dosen pembmbing, harus melakukan pengaturan sehingga proses bimbingan dapat terlaksana.

5. Penggunaan Biaya
Rekapitulasi Dana yang Diusulkan

No Uraian Rancangan Biaya yang diusulkan dalam (Rp)
1 Bahan habis pakai 1.165.000
2 Biaya pemakaian dan pemeliharaan alat 3.000.000
3 Transportasi 2.800.000
4 Lain-lain 3.014.000
Total Biaya Keseluruhan 9.979.000
(sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah)

Rekapitulasi Dana yang Digunakan

Pemasukan dari dikti : Rp 5.750.000,00
Pengeluaran
No Jenis pengeluaran Biaya (Rp)
1 Bahan habis pakai 1.500.000
2 Biaya pemakaian dan pemeliharaan alat 2.321.000
3 Transportasi 950.000
4 Lain-lain 500.000
Total Biaya Keseluruhan 5.271.000
(lima juta dua ratus tujuh puluh satu ribu rupiah)

Sisa Dana : Rp 479.000,00

laporan kemajuan pkmp

Judul
Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Lokal Singaraja sebagai Alternatif Penyerap Logam Berat Timbal (Pb)

1. Target Luaran
Penelitian ini adalah penelitian dalam skala lab yang memiliki target utama untuk mengetahui apakah serbuk limbah tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis) dapat digunakan sebagai bahan penyerap logam timbal (Pb) dan untuk mengetahui berapakah kadar logam timbal (Pb) yang dapat diserap oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis). Mengingat tulang ikan umumnya dan tulang ikan tongkol khususnya masih jarang dipergunakan dan cendrung terbuang.
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar pengembangan pengetahuan dalam bentuk publikasi tentang cara penyerapan logam timbal (Pb) oleh serbuk tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis) lokal Singaraja, serta adanya paten yang bermanfaat melindungi hak cipta/karya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengembangkan suatu model dalam penanganan limbah yang efektif dan efisien serta berkelanjutan untuk mengatasi pencemaran timbal (Pb) pada khususnya dalam skala lab.

2. Metode
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium murni
yaitu dengan melakukan percobaan di laboratorium mengikuti prosedur kerja yang
telah ada. Subyek dalam penelitian ini adalah logam timbal (Pb) yang diserap menggunakan serbuk tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis) . Obyek dalam penelitian ini adalah kadar timbal (Pb) setelah diserap oleh serbuk tulang ikan .
Tahapan pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut :
Tahap persiapan
Lokasi atau tempat penelitian yang digunakan adalah Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian dilaksanakan mulai pertengahan bulan Februari samapi sekarang.

Adapun alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
magnetik stirer, hotplate, lampu spiritus, jarum ose, autoklave, sentrifuge, mikroskop, AAS, labu ukur, cawan petri, timbangan digital, glasswool, milipore, erlemeyer, batang pengaduk, shaker model 3508-1, inkubator, kertas saring, aluminium foil, kain kasa, dan spite. Alat-alat gelas dan plastik yang digunakan disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1210C, tekanan 15 psi selama 15 menit. Bahan-bahan yang diperlukan penelitian ini meliputi alkohol 70%, spiritus, tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis), dan PbCl2, kertas pH/pH meter, kapas.
Tahap pelaksanaan
Penyiapan serbuk limbah tulang ikan tongkol yang dilakukan adalah berupa pemisahan tulang dengan sisa-sia daging yang melekat, mengeringkan tulang ikan, dan menggiling tulang ikan hingga menjadi sehalus mungkin.
Langkah kerja dalam penelitian ini adalah diuraikan sebagai berikut:
a) Menimbang PbCl2 sebanyak 0.01 gram
b) Melarutkan ke dalam labu ukur ukuran 250 mL menggunakan aquades , didapatkan larutan induk sebanyak 250 mL dengan konsentrasi 40 ppm.
PbCl2 (0,01) + aquades (250 mL)  Pb2+ (250 mL; 40 ppm)
c) Membuat sampel dengan konsentrasi yang berbeda, dengan mengencerkan larutan induk masing-masing:
 5 mL ke dalam 100 mL aquades, didapatkan larutan sampel 100 ml dengan konsentrasi 2 ppm
 10 mL ke dalam 100 mL aquades, didapatkan larutan sampel 100 ml dengan konsentrasi 4 ppm
 15 mL ke dalam 100 mL aquades, didapatkan larutan sampel 100 ml dengan konsentrasi 6 ppm
 20 mL ke dalam 100 mL aquades, didapatkan larutan sampel 100 ml dengan konsentrasi 8 ppm
d) Membagi masing-masing larutan sampel menjadi dua (50 mL : 50 mL)
 50 mL sebagai control
 50 ml sebagai eksperimen
e) Menimbang serbuk tulang ikan sebanyak 4 x 3 gram
f) Memasukkan 3 gram serbuk tulang ikan ke dalam masing-masing larutan sampel eksperimen
g) Mengkocok larutan sampel eksperimen hingga larutan menjadi keruh
h) Menyimpan larutan sampel eksperimen ke dalam refrigerator selama 2 hari
i) Melakukan pengocokan setiap 12 jam
j) Menyaring masing-masing larutan sampel hingga tidak mengandung serbuk tulang ikan
k) Mengukur larutan sampel ekperimen dan larutan sample control menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) untuk mengukur kadar (konsentrasi) logam dalam larutan
l) Melakukan pengulangan metode ( a) ) sampai ( l) ) sebanyak dua (2) kali

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif tersebut adalah efektifitas serbuk limbah tulang ikan tongkol dalam menyerap logam berat timbal yang terlarut (bisa tidaknya serbuk tersebut menyerap logam berat timbal terlarut). Data kuantitatifnya adalah jumlah atau kadar (konsentrasi) logam berat timbal terlarut yang mampu terserap oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol.

3. Ketercapaian Target Luaran
Target luaran yang ingin dicapai telah tercapai 85% sampai mendapatkan hasil yang optimal. Hal tersebut terjadi karena hasil penelitian yang ingin diketahui telah berhasil diuji, namun ada beberapa hal yang masih belum dilakukan. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menghasilkan data-data yang tersusun secara statistik. Data yang didapatkan diuraikan sebaai berikut :
Pembacaan kurva kalibrasi larutan kontrol
No Konsentrasi Standar (ppm) Absorbansi Rata-rata absorbansi Konsentrasi
(ppm)
1 Blanko (0) -0,0005 -0,0005 0
2 0,5 0,0057
0,0059 0,0058 0,5
3 2,0 0,0084
0,0082 0,0083 2,0
4 4,0 0,0144
0,0143 0,0143 4,0
5 6,0 0,0291
0,0288 0,0290 6,0
6 8,0 0,0432
0,0428 0,0430 8,0

Pembacaan kurva kalibrasi larutan sampel
No Sampel Absorbansi Rata-rata absorbansi Konsentrasi
(2 kali pengulangan) Rata-rata konsentrasi
1 Pb-2 (2ppm) -0,0004
-0,0002 -0,0003 -0,2940
-0,2539 -0,2740
2 Pb-4 (4ppm) 0,0028
0,0022 0,0025 1,1803
1,0979 1,1391
3 Pb-6 (6ppm) 0,0022
0,0022 0,0022 3,0845
3,0934 3,0890
4 Pb-8 (8ppm) 0,0017
0,0016 0,0016 5,0199
5,0021 5,0110

Kesimpulan
No Sampel Konsentrasi awal (ppm) Konsentrasi akhir (ppm) Konsentrasi terserap (k.awal-k.akhir)(ppm)
1 Pb-2 2 0 2
2 Pb-4 4 1,1391 2,8609
3 Pb-6 6 3,0890 2,911
4 Pb-8 8 5,0110 2,989

Konsentrasi terserap rata-rata = 2 + 2,8609 + 2,911 + 2,989 = 2,6902 ppm




Pembahasan
Hasil pengukuran menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) atau SSA (Spektroskopi Serapan Atom) menunjukkan kadar larutan control dan kadar larutan sampel. Pada larutan kontrol, konsentrasi setelah diukur menggunakan AAS adalah sama dengan konsentrasi awal. Hal itu disebabkan karena larutan kontrol yang terdiri atas larutan timbal (Pb) dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm tidak dicampurkan dengan serbuk tulang ikan yang merupakan variabel eksperimen dalam penelitian ini.
Larutan sampel dalam penelitian ini merupakan filtrat (hasil saringan) larutan timbal (Pb) (masing-masing dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm) yang telah dicampurkan dengan serbuk limbah tulang ikan tongkol sebanyak 3 gram untuk masing-masing larutan. Konsentrasi akhir setelah diukur menggunakan AAS untuk larutan sampel adalah 0,00 ppm (-0,2740; nilai negatif berarti sama dengan 0,00) untuk larutan sampel 2 ppm, 1,1391 ppm untuk larutan sampel 4 ppm, 3,0890 ppm untuk larutan sampel 6 ppm, dan 5,0110 ppm untuk larutan sampel 8 ppm.
Larutan filtrat timbal dengan serbuk limbah tulang ikan tongkol berkadar 2 ppm menunnjukkan konsentrasi akhir 0,00 ppm. Hal tersebut menunjukkan bahwa serbuk tulang ikan sebanyak 3 gram mampu menyerap sempurna larutan timbal dalam air dengan konsentrasi 2 ppm. Penyebabnya kemungkinan adalah jumlah absorben (zat penyerap; serbuk limbah tulang ikan tongkol) memiliki proporsi atau bobot yang besar untuk melakukan absorbsi terhadap konsentrasi absorbat (zat terserap; larutan timbal) yang rendah.
Pada larutan sampel dengan konsentrasi 4 ppm, jumlah yang mampu diserap oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol adalah sebesar 2,8609 ppm (karena kadar akhirnya adalah sebesar 1,1391 ppm). Sedangkan untuk larutan sampel 6 ppm mampu diserap sebesar 2,911 ppm serta untuk larutan sampel 8 ppm mampu diserap sebesar 2, 989 oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol sebanyak 3 gram.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang telah dilaksanakan tersebut adalah serbuk tulang ikan tongkol (euthynnus affinis) terlarut mampu menyerap larutan logam berat timbal (Pb). Nilai konsentrasi yang mampu diserap oleh serbuk limbah tulang ikan tongkol sebanyak 3 gram adalah sebesar 2,6902 ppm untuk semua konsentrasi timbaal terlarut. Sehingga target yang diharapkan dapat kami katakan telah tercapai.
Potensi hasil penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan potensi penelitian ini yaitu serbuk limbah tulang ikan tongkol (euthynnus affinis) mampu menyerap logam berat timbal (Pb) dalam skala lab. Hal ini memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan tentang penanganan limbah logam berat khususnya timbal (Pb), serta menjadi acuan untuk mengembangkan suatu model dalam penanganan limbah logam berat berbahaya di perairan yang efektif dan efisien, sehingga mampu meminimalisasi dampak negatif pencemaran limbah ini bagi makhluk hidup dan lingkungan di bumi.
4. Permasalahan dan Penyelesaiannya
a) Administratif
Ada beberapa kendala dalam hal administratif selama penelitian ini berlangsung. Laboratorium Biologi tidak mampu menyediakan beberapa alat dan bahan penelitian, sehingga harus mencari di tempat lain. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan melakukan peminjaman di Laboratorium Kimia dan pembelian ke luar kota. Kendala lainnya adalah pengurusan surat-surat peminjaman alat dan bahan serta peminjaman tempat menyita waktu yang cukup lama, sehingga waktu untuk memulai melakukan penelitian menjadi terlambat dan molor. Hal ini hanya dapat kami selesaikan dengan cara melakukan pengurusan surat secepat dan semaksimal mungkin.
b) Teknis
Masalah teknis penelitian yang dialami adalah waktu yang diperlukan untuk penelitian. Waktu perkuliahan dan praktikum yang padat sangat membatasi pelaksanaan penelitian, sehingga pengelolaan waktu menjadi penting. Pengulangan eksperimen yang seharusnya dilakukan minimal 3 kali hanya dilakukan 1 kali. Hal ini menjadi masalah karena untuk melakukan pengukuran menggunakan AAS harus dilakukan di luar kota, yakni Denpasar.


c) Organisasi Pelaksana
Permasalahan dalam lingkup pelaksana adalah perbedaan kuantitas dan waktu untuk penelitian dan perkuliahan antar pelaksana. Sehingga pemecahan permasalahan tersebut adalah pengelolaan dan pengaturan waktu, sehingga perkuliahan dapat terlaksana dan di sisi lain penelitian juga harus terlaksana. Demikian pula dalam hal melaksanakan bimbingan dengan dosen pembmbing, harus melakukan pengaturan sehingga proses bimbingan dapat terlaksana.

5. Penggunaan Biaya
Rekapitulasi Dana yang Diusulkan

No Uraian Rancangan Biaya yang diusulkan dalam (Rp)
1 Bahan habis pakai 1.165.000
2 Biaya pemakaian dan pemeliharaan alat 3.000.000
3 Transportasi 2.800.000
4 Lain-lain 3.014.000
Total Biaya Keseluruhan 9.979.000
(sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah)

Rekapitulasi Dana yang Digunakan

Pemasukan dari dikti : Rp 5.750.000,00
Pengeluaran
No Jenis pengeluaran Biaya (Rp)
1 Bahan habis pakai 1.500.000
2 Biaya pemakaian dan pemeliharaan alat 2.321.000
3 Transportasi 950.000
4 Lain-lain 500.000
Total Biaya Keseluruhan 5.271.000
(lima juta dua ratus tujuh puluh satu ribu rupiah)

Sisa Dana : Rp 479.000,00